23 APRIL : HARI BUKU DAN HAK CIPTA SEDUNIA

Keputusan penetapan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Dan Hak Cipta Sedunia disahkan Konferensi Umum United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang dilaksanakan pada tahun 1995 di Paris. Tanggal tersebut ditetapkan karena pada 23 April 1616 ditetapkan karena penulis terkenal seperti Cervantes, Shakespeare, dan Inca Garcilaso de la Vega meninggal dunia. Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia sebagai simbol perayaan literasi serta menghargai dan menghormati penulis yang ikut serta dalam memajukan pengetahuan masyarakat.

Setiap tahun UNESCO akan memilih Ibukota Buku Sedunia untuk melaksanakan tugasnya selama satu periode. Pemilihan melibatkan organisasi internasional dari tiga sektor utama industri buku seperti perpustakaan, penerbit dan penjual buku Kuala Lumpur, Malaysia terpilih Ibukota Buku Sedunia pada tahun 2020, sedangkan pada tahun 2021 yang terpilih adalah Kota Tbilisi, Georgia. Tahun 2022 ini, ibukota diserahkan pada kota Guadalajara, Mexico.

Aktivitas dari Ibukota Buku Sedunia adalah meningkatkan budaya baca dan menyebarkan nilai-nilainya kepada seluruh orang di dunia tanpa membedakan umur dan asal negara. Kota terpilih harus harus memiliki komitmen untuk mempromosikan buku serta mengembangkan minat baca selama satu periode (12 bulan) terhitung tanggal 23 April atau bertepatan dengan Hari Buku Dan Hak Cipta Sedunia.

Membaca membuat kita lebih membuka diri dan berimajinasi sehingga dapat mengeksplorasi dunia tanpa harus bepergian jauh, apalagi di masa Covid-19 ini. UNESCO mendorong setiap individu untuk mengeksplorasi topik, format atau genre baru yang tidak biasa. 

Untuk merayakan Hari Baca dan Hak Cipta Sedunia, kamu bisa mengeksplorasi banyak koleksi di luar genre yang kamu suka di Perpustakaan IPDN. Tersedia koleksi cetak maupun e-resources yang dapat kamu akses. Salam literasi!